top of page

Tawon Kertas Ternyata Jago Kenali Wajah

Otak tawon memang kecil, tak sampai sepersejuta kali ukuran otak manusia. Tapi, dalam urusan ingat-mengingat wajah, kemampuan tawon sama baiknya dengan manusia. Serangga ini telah mengembangkan kemampuan khusus untuk mengenali wajah yang analog dengan sistem yang digunakan manusia.

Selengkapnya..

ENERGI ALTERNATIF
“ Menjawab Harapan dan Kebutuhan Bahan Bakar  Petani Tembakau Virginia Lombok”

Berkurangnya cadangan sumber energi dan kelangkaan bahan bakar minyak yang terjadi di Indonesia saat ini, maka dibutuhkan suatu sumber energi alternatif yang murah dan ramah lingkungan. Di tengah cadangan energi yang kian menipis, khususnya Bahan Bakar Minyak (BBM), maka jelas keadaan ini sangat mengkhawatirkan.....

Selengkapnya..

Salah satu potensi yang dimiliki Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam rangka mendukung percepatan Pembangunan Daerah adalah sumberdaya pertanian lahan kering. Potensi luas lahan kering di Provinsi Nusa Tenggara Barat diperkirakan mencapai 1,8 juta ha. Potensi sumberdaya  lahan kering di  Provinsi NTB yang cukup luas, maka  lahan kering memiliki prospek yang cukup besar untuk dikembangkan guna mendukung mempercepatan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat.  Lahan kering di Provinsi NTB memiliki keanekaragaman komoditas yang dapat dikembangkan, salah satunya adalah komoditas Jarak Kepyar ( Ricinus communis L).


Kabupaten Lombok Timur  memiliki potensi lahan kering untuk dikembangkan yakni mencapai 115.227 ha (71,77%) dari luas Kabupaten Lombok Timur yang mencapai 160.055 ha.  Lokasi lahan kering di Kabupaten Lombok Timur menyebar di semua Kecamatan yang ada.  Kecamatan Pringgabaya merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki wilayah lahan kering yang cukup luas yaitu sebesar 20.564 hektar atau ± 81,86% dari total luas Kecamatan Pringgabaya (25.121 hektar) (Riyadi, 1999). Iklim daerah Pringgabaya termasuk zona agroklimat D4 dan E3, yang dicirikan oleh bulan basah 3-4 bulan dan bulan kering 4-6 bulan untuk tipe iklim D4 dan oleh bulan basah <3 bulan dan bulan kering 4-6 bulan untuk tipe iklim E3 (Oldeman, dkk., 1982). Bulan basah yang relatif singkat disertai bulan kering yang panjang menyebabkan lahan kering di Pringgabaya sering mengalami kekurangan air untuk menopang kebutuhan tanaman sehingga air merupakan masalah yang paling penting dalam pengembangan pertanian di daerah ini.

 

Tanaman jarak kepyar merupakan tanaman yang hanya memerlukan teknik budidaya sederhana dan dapat hidup pada tanah relatif kurang subur atau lahan kering, terutama di tanah  yang berstruktur ringan di mana tanaman pangan kurang berkembang. Guna meningkatkan produksi jarak kepyar per satuan luas, maka penerapan paket teknologi secara utuh dan peran aktif dari petani atau kelompok tani maupun pendamping perlu disinergikan dengan baik.
Aplikasi Pengembangan Pertanian Organik Komoditas Jarak Kepyar di Lahan Kering Pringgabaya Lombok Timur

 

1. Aplikasi Budidaya
a. Multiple Cropping
Multiple cropping atau sistem tanam ganda merupakan usaha petanian untuk mendapatkan hasil panen lebih dari satu kali dari jnis atau beberapa jenis pada sebidang tanah yang sama dalam satu tahun. Dalam konsep ini akan dikembangkan komoditas Jarak Kepyar sebagai tanaman utama dikombinasikan dengan jenis palawija (jagung), jenis sayur-sayuran dan jenis empon-empon (jahe, lengkuas, kunyit, temulawak).

 

b. Pemupukan Organik
Pemupukan organik akan memperbaiki kesuburan fisika tanah dalam pembentukan agregat tanah, penambahan bahan organik agregat tanah akan menjadi remah yang relatif ringan untuk diolah. Oleh karena itu, penggunaan pupuk organik ini mampu menjamin ketersediaan hara dalam kurun relatif lama, membuat tanah lebih remah, sehingga menjamin kelestarian kesuburan tanah, dan dapat menjamin keberlanjutan usaha tani.

 

c. Pengendalian Hama dan Penyakit Terpadu
Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) bertujuan untuk mempertahankan produksi pertanian agar produksi tetap optimal, pengendalian hama adalah usaha –usaha manusia untuk menekan populasi hama sampai dibawah ambang batas yang merugikan secara ekonomi. Pengendalian dapat dilakukan dengan pendekatan Pengendalian Hama Terpadu (PHT), yaitu memilih suatu cara atau menggabungkan beberapa cara pengendalian, sehingga tidak merugikan secara ekonomis, biologi dan ekologi. Dengan tingkat kesadaran yang tinggi tentang lingkungan yang sehat dan pertnian yang berkelanjutan diperlikan cara pengendalian yang tepat.

 

2. Aplikasi Sistem Irigasi
a. Sistem sprinkle
Sistem Irigasi sprinkler merupakan salah satu alternatif metode pemberian air dengan efisiensi pemberian air lebih tinggi dibandingkan dengan irigasi permukaan (surface irrigation). Pada metoda irigasi curah, air irigasi diberikan dengan cara menyemprotkan air ke udara dan menjatuhkannya di sekitar tanaman seperti hujan. Penyemprotan dibuat dengan mengalirkan air bertekanan melalui orifice kecil atau nozzie. Tekanan biasanya didapatkan dengan pemompaan. Irigasi curah dapat digunakan untuk hampir semua tanaman, pada hampir semua jenis tanah.Akan tetapi tidak cocok untuk tanah berstruktur liat halus, dimana laju infiltrasi kurang dari 4 mm per jam dan atau kecepatan angin lebih besar dari 13 km/jam.

 

b. Irigasi Tetes (trickle irrigation)
Pada dasarnya, pemberian air ke tanaman melalui sitem irigasi tetes ini adalah air langsung diberikan ke masing-masing individu tanaman dalam jumlah yang sedikit namun berkali-kali . Irigasi tetes yang sering disebut dengan Trickle Irrigation atau Drip Irrigation adalah irigasi yang menggunakan jaringan aliran bertekanan. Jaringan irigasi tetes terdiri dari pipa utama, pipa sub uatma dan pipa lateral. Pada pipa lateral terdapat pemancar (emiter) yang digunakan untuk mendistribusikan air yang diperlukana tanaman dengan tingkat keseragaman yang diinginkan. Dengan demikian, tanaman yang dihasilkan lebih bermutu sebagai akibat tanah selalu lembab pada daerah perakaran.

3. Aplikasi Integrasi
a. Jarak Kepyar Kombinasi Kayu-kayuan
Tanaman jenis kayu sebagai tegakan diharapkan mampu sebagai control penyeimbang terjadinya iklim mikro disekitar areal lahan kering di Bukit Keramat, Pringgabaya-Lombok Timur. Secara ekonomis dan berkelanjutan akan mampu memberikan hasil disamping juga sebagai upaya strategi konservasi pengelolaan lahan kering.

 

b. Jarak Kepyar kombinasi Empon-empon
Tanaman jarak kepyar sebagai tanaman utama yang dikombinasikan dengan jenis empon-empon (jahe, kunyit, lengkuas, temu lawak) diharapkan mampu memberikan nilai tambah bagi petani dalam upaya optimalisasi pengelolaan lahan kering dan efisiensi penggunaan air disamping mampu menciptakan iklim mikro. Jenis empon-empon relatif memiliki tinggi tanaman yang rendah, sehingga diantara sela-sela tanaman jarak kepyar bisa dimanfaatkan.

 

c. Jarak kepyar-Tanaman Palawija-Ternak
Tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang-kacangan) memiliki produktivitas yang cukup tinggi di lahan kering selama dilakukan pengelolaan  dengan baik secara teknis maupun secara budidaya, di beberapa lokasi pengembangan jagung di lahan kering Kabupaten Lombok Timur (Kecamatan Pringgabaya dan Kecamatan Jerowaru) menunjukkan tingkat hasil produksi yang mampu memberikan nilai ekonomis bagi petani lahan kering.
Sisa-sisa tanaman palawija (jagung, kedelai, kacang-kacangan) merupakan sumber pakan ternak yang bisa dimanfaatkan. Hal ini cukup beralasan karena rata-rata petani lahan kering di Kabupaten Lombok Timur disamping melakukan budidaya di lahan kering juga sebagai peternak (Sapi, Kambing, Domba), integrasi ini cukup memungkinkan dilakukan dengan melihat kondisi pertanian lahan kering di Kabupaten Lombok Timur.

 

d. Jarak Kepyar kombinasi Sayur-sayuran
Beberapa jenis komoditas sayur-sayuran (Cabe, Tomat, Bawang, Sawi, Kacang Kara dan jenis lainnya) ditanam pada areal lahan kering diantara sela-sela tanaman jarak kepyar dengan memanfaatkan system irigasi sprinkler atau system tetes juga dilakukan oleh petani lahan kering di Bukit Keramat Pringgabaya-Lombok Timur. Dalam skala kecil, kombinasi ini potensial dilakukan untuk memenuhi kebutuhan petani lahan kering dan mampu juga memberikan nilai ekonomi dengan produksi yang dihasilkan.
Teknik Aplikasi Pengembangan Pertanian Organik Komoditas Jarak Kepyar di Lahan Kering Pringgabaya Lombok Timur
Karakteristik tanaman jarak kepyar  memiliki potensi yang sangat cocok dengan kondisi topografi, iklim dan kondisi lahan di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki potensi sumberdaya alam yang cukup luas. Hal ini memberikan peluang untuk diterapkan oleh masyarakat dan pelaku agribisnis komoditas pertanian, khususnya perkebunan berbasis lahan kering di Provinsi NTB. Salah satu komoditas yang populer dan sudah lama dikembangkan oleh amsyarakat petani lahan kering adalah tanaman jarak kepyar yang dikombinasikan dengan jenis-jenis tanaman lainnya, seperti; jagung, kacang hijau, cabe, padi gogo dan jenis tanaman lainnya.

 

Adapun paket aplikasi  yang dianjurkan dan direkomendasikan  kepada petani dan kelompok tani dalam kegiatan usahatani jarak kepyar lahan kering meliputi hal-hal sebagai berikut: (1) Pemilihan dan penggunaan bibit unggul (2) Pengolahan tanah sesuai teknis yang ditentukan (3) Penanaman tepat waktu (4) Penggunaan pupuk secara tepat, khususnya penggunaan pupuk organik (5) Perlindungan tanaman dari orgnisme pengganggu tanaman yg merugikan (6) Pengairan sesuai kebutuhan (7) Pemanenan dan pengolahan hasil yang baik dan tepat,
 

Produksi tanaman jarak kepyar per satuan luas (hektar) bervariasi tergantung jenis varietas dan system budidaya yang dilakukan. Tanaman jarak kepyar ditanam dengan jarak tanam 3 m x 4 m sehingga per 1 hektar populasi tanaman mencapai 800 tanaman, produktivitas tanaman rata-rata mencapai 5-10 kg per tanaman, berarti diperkirakan hasil produksi mencapai 4000-8000 kg per ha, harga saat ini mencapai Rp. 4.500-Rp. 5.000 per kg.
Pengembangan jarak kepyar dalam prakteknya di lahan kering Pulau Lombok dibeberapa lokasi  dikombinasikan dengan tanaman jagung diantara sela-sela tanaman jarak kepyar (jarak tanam 20x60 cm). Populasi tanaman jagung mencapai 75.000 pohon per hektar dengan produksi mencapai 7.500 kg/ha (asumsi 1 tongkol jagung seberat 100 gram). Harga jagung kering pipil saat ini pada kisaran Rp. 2.000 per kg.

 

Produktivitas hasil produksi jagung dikombinasikan dengan tanaman jarak kepyar dibeberapa daerah lahan kering di Pulau Lombok menurut beberapa sumber diantaranya adalah: (1) Produksi jagung per hektar dikombinasikan dengan jagung di Lahan Kering Amor-Amor Kabupaten Lombok Utara mencapai 6.500-8.000 kg per hektar (Sumber: Willy Wijaya) (2) Produktivitas tanaman jagung dikombinasikan dengan tanaman jarak kepyar di lahan kering di Pemongkong, Kecamatan Jerowaru-Lombok Timur rata-rata 7.500-10.000 kg per hektar (Sumber: Willy Wijaya) (3) Produktivitas tanaman jagung dikombinasikan denan tanaman jarak kepyar di Lahan Kering Bukit Keramat Pringgabaya-Lombok Timur rata-rata 5.000-7.000 kg per hektar (Sumber: Syahfi). Produktivitas ini bisa ditingkatkan dengan penerapan teknologi, pengelolaan dan teknik budidaya yang lebih efektif serta pemberian pupuk secara optimal (penggunaan pupuk organik dalam jangka panjang akan mampu mengembalikan kesuburan tanah).

Langkah Strategis
1. Konservasi Tanah dan Air
Konservasi tanah dan air atau yang sering disebut  pengawetan tanah merupakan usaha-usaha yang dilakukan untuk menjaga dan meningkatkan produktifitas tanah, kuantitas dan kualitas air. Apabila tingkat produktifitas tanah menurun, terutama karena erosi maka kualitas air terutama air sungai untuk irigasi dan keperluan manusia lain menjadi tercemar sehingga jumlah air bersih semakin berkurang.
Konservasi tanah pada umumnya terdapat di berbagai tempat yang secara nyata berdampak pada perbandingan panjang kemiringan tanah yang diakibatkan oleh air hingga tanah menyusut. Lalu terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan pada konservasi air dalam rangka pengontrolan erosi dimana kemirinagan tanah yang telah ditentukan dalam persen dan panjang kemiringan tanah yang disebut dengan  system cropping.
Pemberian bahan organik dan kapur dapat meningkatkan kandungan P tersedia dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh adanya pengaruh langsung dari penambahan bahan organik dan kapur serta pengaruh tiak langsung dari penambahan bahan organik. Pengaruh tidak langsung terjadi karena proses dekomposisi bahan organik yang menghasilkan asam-asam organik mampu menonaktifkan anion-anion pengikat fosfat, yaitu Al dan Fe, dan membentuk senyawa logam organik. Sedangkan pengarunya secara langsung karena bahan organik merupakan sumber P dan S tersedia dalam tanah .

 

2. Penerapan Pertanian Organik
Penerapan pertanian organik pada prinsipnya adalah menciptakan dan mengelola kondisi lahan secara berkelanjutan, penggunaan pupuk kimia (anorganik) akan mengakibatkan tanah akan menjadi masam karena penggunaan yang terus-menerus (miskin unsure hara) disamping mikroorganisme yang dibutuhkan tanaman dalam tanah yang kurang sehingga sangat jelas akan mempengaruhi produktivitas lahan. Pertanian organik dengan memanfaatkan pupuk kandang, kompos dan limbah-limbah pertanian bertujuan untuk menjaga kesuburan tanah secara berkelanjutan disamping menurunkan dampak residua tau sisa-sisa bahan kimia aktif yang mencemari lingkungan dan berdampak pada kesehatan manusia secara tidak langsung melalui produk-produk pertanian yang dihasilkan.

 

3. Inovasi Teknologi Tepat Guna
Inovasi teknologi juga merupakan sumberdaya yang sangat menentukan produktivitas usahatani, khususnya pertanian lahan kering di Provinsi NTB umumnya. Perakitan dan pengkajian teknologi pertanian di NTB, telah dilakukan, terutama oleh Badan Litbang Pertanian sejak didirikannya Sub Balai Penelitian Peternakan dan Pertanian. Berbagai penelitian dan pengkajian (litkaji) di wilayah ini diyakini telah menghasilkan berbagai paket atau rekomendasi teknologi yang sudah siap untuk didiseminasikan kepada petani. Saat ini, BPTPNTB adalah satu-satunya lembaga dibawah Badan Litbang Pertanian yang mempunyai mandat  merakit, menguji adaptasi, serta menyebarkan teknologi pertanian unggulan di provinsi ini. Oleh karena itu, adalah kewajiban BPTP menghimpun semua asset Badan Litbang Pertanian berupa teknologi siap pakai atau teknologi setengah jadi yang masih perlu dikaji sesuai dengan kondisi biofisik dan sosial ekonomi petani di NTB. Dengan perakitan dan kaji ulang daya adaptasi teknologi, diharapkan dihasilkan teknologi yang benar-benar tepat guna spesifik lokasi dan sesuai dengan kebutuhan petani di NTB.

Prospek Pengembangan Pertanian Organik Komoditas Jarak Kepyar di Lahan Kering Pringgabaya Lombok Timur
Melihat keberadaan lahan kering di Provinsi NTB  yang cukup luas dapat dikatakan bahwa usahatani  jarak kepyar memiliki prospek  yang baik dan menjanjikan untuk dikembangkan dimasa mendatang. Saat ini sudah ada beberapa investor atau perusahaan penampung produksi jarak kepyar di NTB dengan membangun bentuk kemitraan dengan kelompok-kelompok tani lahan kering di Pulau Lombok maupun di Pulau Sumbawa, diantaranya: PT. BEGE (Better Earth Green Energi), PT. Bio Green Land (BGL), PT. Decco Traiding NTB, UD. Willy Wijaya, CV. Multi Agro Lestari.
Beberapa factor pendukung pengembangan pertanian organik komoditas jarak kepyar di lahan kering Pulau Lombok adalah sebagai berikut: (1) Potensi lahan kering di Kabupaten Lombok Timur cukup luas dan belum dilakukan pengelolaan secara optimal, (2) Krisis energi di Pulau Lombok dengan pengembangan energi alternatif, salah satu komoditas energy alternative adalah tanaman jarak kepyar dengan memanfaatkan minyak biji dan batang jarak kepyar sebagai kayu bakar, (3) Prospek pasar yang menjanjikan dengan masuknya beberapa investor dengan melakukan kemitraan dan pembinaan dengan petani lahan kering di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.

 

Kendala Pengembangan Pertanian Organik Komoditas Jarak Kepyar di Lahan Kering Pringgabaya Lombok Timur
 

1. Pengairan (Air Irigasi)
Untuk mengatasi permasalahan air yang terdapat pada lahan kering Pringgabaya, salah satu upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah NTB adalah dengan cara membangun jaringan irigasi sumur pompa melalui Proyek Pengembangan Air Tanah (P2AT) sejak tahun 1980. Dengan adanya fasilitas sumur pompa tersebut diharapkan kebutuhan air pada lahan kering dapat tercukupi sehingga produksi pertanian dan frekuensi panen di lahan kering dapat ditingkatkan secara optimal. Namun kenyataannya, pemanfaatan air irigasi sumur pompa di Pringgabaya masih sangat tidak efisien karena penerapan sistem irigasi terbuka yang menyebabkan banyaknya kehilangan air melalui evaporasi dan infiltrasi. Sementara itu, biaya pengoperasian sumur pompa cukup mahal yaitu antara Rp 9.000 hingga Rp 12.000 per jamnya.

 

2. Rendahnya Produktivitas Lahan Kering,
Kondisi lahan kering yang tergolong marjinal dengan curah hujan yang rendah menyebabkan produktivitas rendah. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia disertai dengan lemahnya kemampuan modal menyulitkan mereka dalam meraih kesempatan ekonomi yang tersedia, baik dalam usahatani maupun usaha non pertanian. selain itu juga disebabkan oleh tingkat kesuburan tanah yang rendah, serta rendahnya intensitas indeks pertanaman karena kebutuhan air tidak tersedia sepanjang tahun. Untuk meningkatkan produktivitas lahan kering masam, maka selain pengapuran dan pemupukan dapat dilakukan dengan optimalisasi pola tanam, yang selain dapat meningkatkan intensitas indeks pertanaman, juga dapat mengurangi aliran permukaan/erosi, dan evaporasi tanah oleh adanya penutupan tanaman dan sisa hasil panen yang dapat berfungsi sebagai mulsa dan menambah bahan organik tanah.

 

3. Degradasi Kadar Bahan Organik Tanah di Lahan Kering
Lahan kering yang ditanami terus menerus akan menurun sebesar 35 persen dibandingkan dengan tanah pada kondisi awal sebelum ditanami, sehingga bahan organik harus diberikan secara teratur. Pemberian mulsa secara teratur dapat mempertahankan kadar bahan oganik tanah. Beberapa hasil penelitian terdahulu menyimpulkan bahwa bahan organik tanah berasal dari penimbunan sisa tumbuhan dan binatang yang telah mengalami pelapukan lanjut maupun sebagian, sehingga bahan organik tanah berada dalam bentuk yang tidak mantap dan selalu berubah. Akibatnya, harus selalu diperbaharui melalui pengembalian sisa-sisa panen.

 

4. Nilai Investasi Pengelolaan Lahan Kering Cukup Tinggi
Penguasaan lahan oleh petani lahan kering yang relative sempit (lahan marginal) ternyata membutuhkan nilai investasi yang tinggi dalam pengelolaannya oleh petani. Hal ini disebabkan dengan berbagai kendala dan tantangan yang dihadapi. Salah satu keterbatasan dalam permodalan usahatani yang dirasakan petani lahan kering, khususnya di Bukit Keramat Pringgabaya-Kabupaten Lombok Timur turut member dampak terhadap kesejahteraan petani lahan kering. Upaya pemerintah melalui kemitraan yang dikembangkan belum mampu member dampak secara menyeluruh bagi kelompok tani lahan kering di daerah ini.

POTENSI DAN APLIKASI PENGEMBANGAN PERTANIAN ORGANIK KOMODITAS JARAK KEPYAR DI LAHAN KERING PRINGGABAYA LOMBOK TIMUR.​


Oleh: Ahmad Syiaruddin, SP.

Pertanian organik adalah teknik budidaya pertanian yang mengandalkan bahan-bahan alami tanpa menggunakan bahan-bahan kimia sintetis. Tujuan utama pertanian organik adalah menyediakan produk-produk pertanian, terutama bahan pangan yang aman bagi kesehatan produsen dan konsumennya serta tidak merusak lingkungan. Gaya hidup sehat demikian telah melembaga secara internasional yang mensyaratkan jaminan bahwa produk pertanian harus beratribut aman dikonsumsi (food safety attributes), kandungan nutrisi tinggi (nutritional attributes) dan ramah lingkungan (eco-labelling attributes).  Preferensi konsumen seperti ini menyebabkan permintaan produk pertanian organik dunia meningkat pesat.

Buah Jarak Kepyar

bottom of page